“PEMBANGUNAN EKONOMI DI NEGARA BERKEMBANG”
Tugas Sistem Ekonomi Indonesia

Dosen Pengampu :
Dr. Bambang
Wiratsasongko, M.Si
Disusun Oleh :
Puput Adistya
Pratiwi
D0315049
PROGRAM STUDI SOSIOLOGI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2015
PEMBUKAAN
LATAR BELAKANG
Negara berkembang adalah negara yang sedang membangun
menuju negara modern. Didalamnya terdapat suatu proses perubahan di segala
bidang kehidupan yang dilakukan secara sengaja berdasarkan suatu rencana
tertentu. Untuk meningkatkan kesejahteraan hidup manusia yang menuntut adanya
perubahan sosial dan budaya sebagai pendukung keberhasilannya. Negara
berkembang umumnya memiliki ketergantungan tinggi pada perekonomian luar negeri
yang bersifat rentan akibat hanya mengandalkan ekspor komoditas primer yang
tidak menentu.
Saat ini permasalahan tersebut cukup serius dan setiap
negara berkembang harus melakukan proses perubahan ke arah modernisasi dengan
cara melaksanakan pembangunan di segala bidang. Akan tetapi, pada kenyataannya
tidak semua pembangunan tersebut membawa kemajuan. Sering pada bidang-bidang
tertentu bisa juga mengalami kemunduran. Oleh karena itu, pembangunan di negara
berkembang harus dilakukan semaksimal mungkin. Hal ini tidak lain adalah untuk
mengatasi permasalahan-permasalahn di atas. Secara umum, permasalahan yang
dihadapi oleh negara berkembang seperti yang terdapat di Asia, Afrika, dan
Amerika Latin adalah tingkat kehidupan yang rendah, tingkat produktivitas yang
rendah, dan pertumbuhan populasi serta tanggungan beban yang tinggi.
RUMUSAN MASALAH
1.
Apa
pengertian pembangunan ekonomi?
2.
Apa faktor yang mempengaruhi
pembangunan ekonomi?
3.
Bagaimana tujuan dan indikator
keberhasilan pembangunan ekonomi?
4.
Apa devinisi negara berkembang?
5.
Bagaimana permasalahan pembangunan
ekonomi di negara berkembang?
6.
Bagaimana upaya pembangunan ekonomi
di negara berkembang?
ARGUMENTASI
PENGERTIAN PEMBANGUNAN EKONOMI
Pembangunan
ekonomi adalah suatu proses kenaikan pendapatan
total dan pendapatan perkapita dengan memperhitungkan adanya pertambahan penduduk
dan disertai dengan perubahan fundamental dalam struktur ekonomi suatu negara
dan pemerataan pendapatan bagi penduduk suatu negara.
Pembangunan ekonomi tak dapat lepas dari pertumbuhan
ekonomi (economic growth); pembangunan ekonomi mendorong pertumbuhan ekonomi,
dan sebaliknya, pertumbuhan ekonomi memperlancar proses pembangunan ekonomi. Pada
pembangunan ekonomi, masyarakat berperan sebagai pelaku utamanya, dan
pemerintah menjadi pembimbing dan pendukung jalannya pembangunan ekonomi. Pembangunan
ekonomi adalah proses perubahan menuju perbaikan yang dilakukan secara sadar
dan terencana untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat. Seiring berkembangnya
zaman, pembangunan ekonomi mulai diartikan sebagi usaha untuk meningkatkan atau
mempertahankan pendapatan per kapita dengan tetap memperlihatkan pertumbuhan
penduduk.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMBANGUNAN EKONOMI
Proses pertumbuhan ekonomi dipengaruhi oleh dua macam
faktor:
1.
Faktor Ekonomi
a.
Sumber alam atau tanah, yang
mencakup kesuburan tanah, letak dan susunannya, kekayaan hutan, mineral, iklim,
sumber air, sumber lautan, dsb.
b.
Akumulasi Modal, berarti persediaan
faktor produksi yang secara fisik dapat direproduksi. Apabila stok modal naik
dalam batas waktu tertentu maka disebut akumulasi modal atau pembentukan modal.
c.
Organisasi, berkaitan dengan
penggunaan faktor produksi di dalam kegiatan ekonomi. Organisasi bersifat
melengkapi (komplemen) modal, buruh, dan membantu meningkatkan
produktivitasnya.
d.
Kemajuan teknologi, perubahan
teknologi dianggap sebagai faktor paling penting di dalam proses pertumbuhan
ekonomi. Perubahan tersebut berkaitan dengan perubahan di dalam metode produksi
sebagai hasil pembaruan atau teknik penelitian baru. Perubahan ini menaikkan
produktivitas buruh, modal, dan faktor produksi lain.
2.
Faktor non-ekonomi
a.
Lembaga atau faktor sosial dan budaya,
pendidikan dan kebudayaan di Barat membawa ke arah penalaran (reasoning) dan
skeptisisme menanamkan semangat baru dan memunculkan kelas pedagang baru
menghasilkan perubahan pandangan, harapan, struktur dan nilai-nilai sosial
orang dibiasakan menabung dan berinvestasi dan menikmati resiko untuk
memperoleh laba.
b.
Sumberdaya manusia, pengembangan
faktor manusia berkaitan dengan efisiensi dan produktivitas, yang oleh ahli
ekonomi disebut pembentukan modal insani, yaitu proses peningkatan ilmu
pengetahuan, keterampilan dan kemampuan seluruh penduduk negara yang
bersangkutan. Jumlah penduduk yang melonjak cepat merupakan penghambat bagi
pembangunan di negara berkembang.
c.
Faktor politik dan administratif,
stabilitas politik dan administrasi yang kokoh membantu pertumbuhan ekonomi
modern. Administrasi yang kuat, efisien, dan tidak korup sangat penting bagi
pembangunan ekonomi. Demikian juga dengan ketertiban, stabilitas dan
perlindungan hukum mendorong kewiraswastaan. Struktur politik dan administrasi
yang lemah merupakan penghambat besar bagi pembangunan ekonomi negara
terbelakang.
TUJUAN DAN
INDIKATOR KEBERHASILAN PEMBANGUNAN EKONOMI
Pembangunan
ekonomi mempunyai tujuan, yaitu meningkatkan kualitas hidup masyarakat untuk
kebutuhan hidup, memperluas distribusi kebutuhan pokok, memperluas kesempatan
kerja, memperbaiki kualitas pendidikan, meningkatkan pemahaman dalam pemahaman
nilai-nilai budaya bangsa, meningkatkan pendapatan masyarakat, dan memperluas
pilihan ekoonomi dan sosial bagi tiap individu secara menyeluruh. Tujuan
pembangunan ekonomi jangka pendek yang berhubungan dengan tujuan pembanguinan
nasional adalah untuk meningkatkan taraf hidup, kecerdasan, kesejahteraan
masyarakat yang semakin adil dan merata serta meletakkan landasan yang kuat
untuk pembangunan berikutnya. Tujuan pembangunan ekonomi jangka panjang adalah
mewujudkan suatu masyarakat adil dan makmur yang merata material dan spiritual
berdasarkan Pancasila di dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang
merdeka,bersatu berkedaulatan rakyat dalam suasana perikehidupan bangsa yang
aman, tenteram, tertib, dan dinamis dalam lingkungan pergaulan dunia yang
merdeka, bersahabat, tertib, dan damai. Pada tahap awal pembangunan dititik
beratkan pada bidang ekonomi dengan harapan akan berpengaruh pada bidang lain.
Pertumbuhan
ekonomi merupakan faktor penting dalam mengurangi kemiskinan dan menghasilkan
sumber daya yang diperlukan bagi pembangunan manusia dan perlindungan
lingkungan. Namun, pertumbuhan ekonomi
saja tidak menjamin pembangunan manusia. Yang berfungsi dengan baik
lembaga-lembaga sipil, individu yang aman dan hak milik, dan berbasis luas
layanan kesehatan dan pendidikan juga penting untuk meningkatkan standar hidup
secara keseluruhan. Meskipun kekurangannya, meskipun, PDB tetap ukuran proxy
yang berguna kesejahteraan manusia.
Beberapa
macam indikator yang dapat digunakan untuk melihat dan mengukur pertumbuhan
ekonomi yaitu :
1.
Produk Domestik Bruto
PDB adalah
jumlah barang dan jasa akhir yang dihasilkan dalam harga pasar. Kelemahan PDB sebagai
ukuran pertumbuhan ekonomi adalah sifatnya yang global dan tidak mencerminkan
kesejahteraan penduduk.
2.
PDB per Kapita atau Pendapatan
Perkapita
PDB per
kapita merupakan ukuran yang elbih tepat karena telah memperhitungkan jumlah
penduduk. Jadi ukuran pendapatn perkapita dapat diketahui dengan membagi PDB
dengan jumlah penduduk.
3.
Pendapatan Per jam Kerja
Suatu negara dapat dikatakan lebih
maju dibandingkan negara lain bila mempunyaitingkat pendapatan atau upah per
jam kerja yang lebih tinggi daripada upah per jam kerjadi negara lain untuk
jenis pekerjaan yang sama.
PENGERTIAN
NEGARA BERKEMBANG
Negara
berkembang adalah sebuah negara dengan rata-rata pendapatan yang
rendah,infrastruktur yang relatif terbelakang, dan indeks perkembangan manusia
yang kurangdibandingkan negara global. Indonesia merupakan salah satu negara
berkembang yangtentunya memiliki permasalahan ekonomi, masalah perekonomian
Indonesia akhir-akhir inisemakin meningkat, dan para ahli ekonomi kita malah
semakin pesimis dengan programpemulihan ekonomi indonesia (Gombloh :1998).
Kondisi perekonomian global yang rapuhdengan sistem finansialnya yang tidak
berfungsi baik, menempatkan negara-negaraberkembang pada posisi yang kian
rentan. Negara yang sedang berkembang seperti Indonesia memiliki karakter atau
ciri sebagai berikut:
1.
Tingkat Pertumbuhan Penduduk Tinggi
Tingkat
pertambahan penduduk di negara berkembang umumnya lebih tinggi dua hingga empat
kali lipat dari negara maju. Hal ini disebabkan oleh tingkat pendidikan dan
budaya di negara berkembang yang berbeda dengan di negara maju. Hal tersebut
dapat mengakibatkan banyak masalah di masa depan yang berkaitan dengan makanan,
rumah, pekerjaan, Pendidikan dan lain sebagainya.
2.
Tingkat Pengangguran Tinggi
Akibat dari
tingginya pertumbuhan penduduk mengakibatkan persaingan untuk mendapatkan
pekerjaan menjadi tinggi. Jumlah tenaga kerja lebih banyak daripada kesempatan
lapangan kerja yang tersedia dan tingkat pertumbuhan keduanya yang tidak
seimbang dari waktu ke waktu.
3.
Tingkat Produktivitas Rendah
Jumlah
faktor produksi yang terbatas yang tidak diimbangi dengan jumlah angkatan kerja
mengakibatkan lemahnya daya beli sehingga sektor usaha mengalami kesulitan
untuk meningkatkan produksinya.
4.
Kualitas Hidup Rendah
Akibat
rendahnya tingkat penghasilan, masyarakat mengalami kesulitan untuk memenuhi
kebutuhan pokok, pendidikan, kesehatan, dll. Banyak yang kekurangan gizi, tidak
bisa baca tulis, rentan terkena penyakit, dan lain sebagainya.
5.
Ketergantungan Pada Sektor Pertanian
/Primer
Umumnya
masyakat adalah bermata pencaharian petani dengan ketergantungan yang tinggi
akan hasil sektor pertanian.
6.
Pasar & Informasi Tidak Sempurna
Kondisi
perekonomian negara berkembang kurang berkompetisi sehingga masih dikuasai oleh
usaha monopoli, oligopoli, monopsoni dan oligopsoni. Informasi di pasar hanya
dikuasai oleh sekelompok orang saja.
7.
Tingkat Ketergantungan Pada Angkatan
Kerja Tinggi
Perbandingan
jumlah penduduk yang masuk dalam kategori angkatan kerja dengan penduduk non
angkatan kerja di negara sedang berkembang nilainya berbeda dengan dengan di
negara maju. Dengan demikian di negara maju penduduk yang berada dalam usia
nonproduktif lebih banyak bergantung pada yang masuk angkatan kerja.
8.
Ketergantungan Tinggi Pada
Perekonomian Eksternal Yang Rentan
Negara
berkembang umumnya memiliki ketergantungan tinggi pada perekonomian luar negeri
yang bersifat rentan akibat hanya mengandalkan ekspor komoditas primer yang
tidak menentu.
Ciri-ciri lainnya dari negara yang sedang berkembang:
1.
Tidak cukup makan dan pendidikan
lemah.
2.
Struktur agraria lemah, karena
pemilikan tanah yang kecil.
3.
Industri kurang berkembang di
sebagian daerah.
4.
Tidak banyak menggunakan yang
dibangkitkan dengan mesin.
5.
Ketergantungan ekonomi, karena
perusahaan-perusahaan besar ada di tangan orang asing, atau negara tersebut
masih tergantung pada luar negeri.
6.
Struktur sosial yang masih feodal
(menggunakan paham lama).
7.
Tingkat pengangguran yang sangat
besar jumlahnya dan tersebar di beberapa wilayah.
8.
Tingkat pengajaran rendah atau mutu
pendidikan yang kurang baik.
9.
Angka kelahiran tinggi dan esehatan
nasional lemah
10. Orientasi
kepada tradisi dan kepada kelompok.
11. Kekayaan
alam belum diolah semaksimal mungkin.
12. Kemiskinan,
dan hal ini memang sangat mengkhwatirkan.
13. Kebodohan
dan keterbelakangan serta kesehatan kurang
14. Kurangnya
tenaga ahli di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi.
Oleh sebab
itu, maka pemerintah negara yang sedang berekmbang harus memiliki langkah yang
strategis dalam perencanaan pembangunan untuk meningkatkan potensi sumber daya
yang terbatas dalma menunjang pembangunan bagi negara yang sedang berkembang di
era globalisasi ini.
PERMASALAHAN PEMBANGUNAN EKONOMI NEGARA BERKEMBANG
Permasalahan
ekonomi yang sering dialami oleh negara berkembang yaitu :
1.
Penduduk, pertumbuhan penduduk yang
sangat besar jumlahnya menambah kerumitan masalah-masalah pembangunan yang
dihadapi. Tingkat kelahiran dinegara-negara berkembang umumnya sangat tinggi
yakni sekitar 35-40 setiap 1.000 orang penduduk. Sedangkan di negara-negara
maju kurang dari setengahnya. Begitupula tingkat kematian di negara-negara
berkembang relatif tinggi dibandingkan dengan di negara maju.
2.
Tingkat Produksi yang rendah,
produksi yang rendah ini diakibatkan oleh sumber daya manusia yang kurang
memadai sehingga kurang adanya inovasi dalammeningkatkan nilai tambah suatu
barang guna mencapai keuntungan yang maksimal.Selain itu rendahnya tingkat produktivitas
tenaga kerja bisa disebabkan karena kekurangan faktor input komplementer
seperti kekurangan modal atau kurang baiknya manajemen yang profesional.
3.
Ekonomi Indonesia sangat tergantung
kepada ekonomi eksternal, dalam hal ini eksternal yang dimaksud yaitu siklus
ekonomi Internasional, misalnya pada periode1970-an membumbungnya harga minyak
dunia hal ini berakibat postif bagi Indonesia yaitu meningkatnya penerimaan
dari ekspor migas sehingga meningkatkan APBN sedangkan pada periode 1982
perekonomian dunia mengalami resesi. Melemahnya perekonomian dunia bermakna
melemahnya permintaan terhadap ekspor Indonesia, yang pada gilirannya akan
melemahkan kemampuan Indonesia dalam kegiatan impor.
4.
Tingkat pendidikan, terdapatnya
kegagalan-kegagalan dalam mengembangkan projek di negara-negara berkembang
menimbulkan kesadaran kepada ahli-ahli ekonomi bahwa kemampuan suatu masyarakat
untuk merencanakan dan melaksanakan pembangunan antara lain tergantung kepada
taraf pendidikan masyarakatnya.
UPAYA PEMBANGUNAN EKONOMI DI NEGARA
BERKEMBANG
Saat ini
permasalahan-permasalahan yang tersebut pada pembahasan sebelumnya sudah
menjadi cukup serius dan setiap negara berkembang harus melakukan proses
perubahan ke arah modernisasi dengan cara melaksanakan pembangunan di segala
bidang. Akan tetapi, pada kenyataannya tidak semua pembangunan tersebut membawa
kemajuan. Sering pada bidang-bidang tertentu bisa juga mengalami kemunduran.
Faktor-faktor yang membuat pembangunan di suatu negara mengalami kemajuan di
antaranya:
1.
Masyarakat mampu menerima adanya
suatu perubahan dengan segala resikonya.
2.
Masyarakat harus menyadari bahwa
perubahan tersebut memang sengaja dilakukan oleh masyarakat itu sendiri.
Dikarenakan
negara berkembang adalah negara yang sedang membangun menuju negara modern, di
dalamnya terdapat suatu proses perubahan di segala bidang kehidupan yang
dilakukan secara sengaja berdasarkan suatu rencana tertentu untuk meningkatkan
kesejahteraan hidup manusia yang menuntut adanya perubahan sosial dan budaya
sebagai pendukung keberhasilannya.
Hanya dengan
perubahan melalui pembangunan akan diperoleh suatu kemajuan yang akan
meningkatkan taraf kehidupan. Apabila mengalami kemunduran, berarti masyarakat
kurang siap menerima perubahan yang terjadi. Hal ini disebabkan oleh beberapa
faktor, yaitu:
1.
Terlalu banyak kekuatan dominan yang
tidak menyetujui adanya perubahan.
2.
Terjadinya revolusi yang
mengakibatkan masyarakat mengalami disorganisasi.
3.
Perubahan yang terlalu cepat karena
terjadi bencana alam (bagi negara yang sedang tertimpa bencana).
4.
Dalam negara yang dijajah, pihak
penjajah memaksakan perubahan.
Oleh karena itu,
pembangunan di negara berkembang harus dilakukan semaksimal mungkin. Hal
ini tidak lain adalah untuk mengatasi permasalahan-permasalahan di atas, secara
umum permasalahan yang dihadapi oleh negara berkembang seperti yang terjadi di
Asia, Afrika, dan Amerika Latin adalah tingkat kehidupan yang rendah, tingkat
produktivitas yang rendah, dan pertumbuhan populasi serta tanggungan beban yang
tinggi. Adapun berbagai solusi yang diharapkan mampu mengatasi
permasalahan perekonomian di negara berkembang:
1.
Meningkatkan Sumber Daya Manusia
(SDM) Perlu adanya peningkatan sumber daya manusia agar penduduk asli tidak
hanya menjadi pekerja kasar dalam mengelolola sumber daya alam yang dimiliki
sehingga mereka tidak hanya menjual barang mentah melainkan mampu mengubah
barang mentah menjadi barang jadi/setengah jadi agar pada akhirnya dapat
meningkatkan nilai jual dan mampu bersaing di pasaran sehingga tidak kalah dari
produk luar.
2.
Perlu adanya kebijakan dari
Pemerintah yang dapat mendorong kemajuan ekonomi, misalnya dukungan dari
pemerintah, dengan adanya program UKM (Usaha Kecil danMenengah) yaitu program
yang dapat membantu masyarakat yang ingin berwirausaha tetapi tidak memiliki
modal yang cukup.
3.
Mengurangi ketergantungan terhadap
pihak asing agar seluruh hasil sumber daya alam yang dikelola, keuntungannya
dapat dinikmati sepenuhnya sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan
masyarakat.
4.
Menciptakan iklim investasi yang
baik, apabila ada investor ingin berinvestasi sebaiknya tidak dihambat dalam
hal perijinan karena hal ini membuat para investor akan berfikir dua kali untuk
berinvestasi.
5.
Revitalisasi pembagian
keuntungan perusahaan asing terhadap
indonesia Ketika perusahaan asing melakukan kerjasama terhadap Indonesia,
keuntungan yang didapatkan harus seimbang, dalam arti tidak ada yang lebih
diuntungkan pada satu pihak. Saat ini, perusahaan-perusahaan asing yang ada di
Indonesia lebih kepada eksploitasi pada sumber daya alam dan keuntungan yang
didapat. Oleh karena itu, perlu adanya revitalisasi pembagian keuntungan.
Perencanaan Pembangunan ekonomi di
negara-negara berkembang:
1.
Kegagalan Pasar
Pasar di
berbagai nengara berkembang masih banyak kelemahan dan kekurangan, baik aspek
struktural mamupun fungsionalnya. Pasar komoditi seringkali tidak di
organisasikan secara memadai dan distorsi harga seringkali terjadi sehingga
para produsen dan konsumen terpaksa menanggapi
isyarat dan insentif ekonomi yang sesungguhnya kurang menggambarkan
nilai yang sesungguhnya atas sege nap barang, jasa dan faktor produksi yang ada
di masyarakat tersebut. Inilah alasan yang menjadi landasan pembenaran
pemerintah memegang peranan sentral dalam
mengitegrasikan pasar dan memodifikasi harga. Lebih dari itu, kegagalna
pasar dalam menetapkan faktor produksi
juga dianggap sebagai peneyebab terjadinya ketimpangan atau diparatis yang
besar antara nilai sosial dan pribadi atas setiap alternatif proyek investasi.
Jadi menurut logika ini, tanpa adanya campur tangan pemeirntah, maka pasar akan
terus mengakibatkan misalokasi penggunaan alat-alat sumber daya sekarang dan
masa-masa yang akan datang, atau paling tidak akan menyuburkan pola alokasi
sumber daya yang tidak memperhatikan kepentingan sosial (bila ditinjau dari
perspektif jangka panjang).
2.
Mobilisasi dan Alokasi Sumber Daya
Perekonomian
di negara-negara dunia ketiga pada umunya tidak banyak memilki sumber daya
berharga, sehingga mereka jelas tidak bisa menghambur-hamburkan sumber-sumber
daya keiangan dan tenaga kerja terampil yang sangat langka itu guna melakukan
berbagai macam usaha yang tidak produktif. Investasi proyek harus dipilih
secara cermat, bukan semata-mata berdasarkan analisis produktivitas industri
parsial seperti yang biasa dilakukan oleh rasio modal output, akan tetapi juga
harus dikaitkan dengan program dan tujuan inti pembangunan secara
keseluruhan. Itu berarti pemilihan
proyek investasi di negara-negara berkembang
juga harus senantiasa memperhatikan pengaruh ekonomi eksternal, reperkusi yang
tidak langsung dan tujuan-tujuan pemmbangunan jangka panjang. Tenaga kerja
terampil harus digunakan pada tempat yang sumbangannya akan maksimal. Dalam
konterks inilah maka pranata perencanaan emkonomi dinggap dapat membantu
memodifikasi pengruh negatif dari terbatasnya sumber-sumber daya yang ada,
karena melalui perencanaan akan lebih nampak segala macam kendala khusus dalam
proses pemilihan dan koordinasi investasi pada proyek-proyek investasi yang
ada. Dengan demikian, melalui perencanaan amat diharapkan akan berlangsung
penyaluran faktor-faktor produksi langka ke tempat-tempat yang paling
produktif.
3.
Dampak
Perilaku atau Psikologis
Seringkali
dikemukakan bahwa suatu pernyataan formal secara terinci mengenai tujuan
ekonomi dan sosial nasional dalam dokumen perencanaan pembangunan dapat
menimbulkan dampak perilaku atau psikologis terhadap penduduk dari negara yang
bersangkutan, meskipun penduduk tersebut jauh dari homogen. Pernyataan formal
itu bisa diletakkan dalam kerangka kampanye nasional untuk dukungan rakyat bagi
pemerintah dalam upayanya mengentaskan kemiskinan, kebodohan dan wabah
penyakit. Dengan dampak yang dapat memobilisasi dukungan masyarkat luas dan
menghilangkan kelas-kelas, kasta, rasial, agama dan golongan kesukuan serta
mendorong seluruh warga negara untuk bekerja sama dalam membangun negara, maka
bertambah lagi .alsan pemerintah pusat pada setiap negara untuk menggunakan
pranata perencanaan ekonomi. Melalui rencan ekonomi pemerintah juga dapat
menciptakan insentif-insentif yang terbukti memecah belah kekuatan dan potensi
bangsa dalam rangaka mengejar
kemajuan-kemajuan sosial baik secara materiil dan sosial yang lebih besar lagi.
4.
Bantuan Luar Negeri
Adanya
perumusan rencana pembangunan secara terinci yang disertai dengan target output
sektoral dan investasi proyek yang dirancang secara hati-hati, acapkali
merupakan syarat yang harus dipenuhi pemerintah dari suatu negara dunia ketiga
untuk memperoleh bantuan bilateral dan multilateral. Dalam kenyataannya, bawhwa
ada sementara pengamat yang memberi pendapat, bahwa alasan yang sesungguhnya
mengapa negara-negara yang sedang berkembang bertumpu pada serangkaian rencana
pembangunan adalah untuk mendapatkan bantuan luar negeri yang lebih banyak
lagi. Dengan mengjukan daftar belanja proyek yang tersusun rapi, pemerintah
negara-negara dunia ketiga lebih berpeluang untuk mengumpulkan bantuan luar
negeri dan meyakinkan para donor bahwa uang mereka akan digunakan untuk hal-hal
yang benar, penting dengan rencana pelaksanaan pekerjaan yang cermat dan
konsisten.
Terlepas dari sangat beragmanya teknik-teknik
perencanaan dan penyusunan rencana pembangunan, ada sejumlah ciri dasar
tertentu atas perencanaan komprehensif dari kebanyakan negara berkembang. Tony
Killick telah merinci enam karakteristik di bawah ini ayng merupakan ciri umum
tersebut:
1.
Dimulai dari kesamaan pandangan
politik dan tujuan pemerintah. Pemerintah di negara-negara berkembang selalu
berupaya menetapkan tujuan kebijakan terutama yang berkaitan dengan pembangunan
ekonomi di masa-masa mendatang.
2.
Suatu rencana pembangunan biasanya
mengandung suatu strategi untuk mencapai tujuan tersebut yang lazimnya
dijabarkan menjadi target-target yang bercakupan spesifik.
3.
Rencana pembangunan tersebut
berupaya menyajikan suatu koordinasi terpusat dan konsisten terhadap prinsip
dan kebijakan dasar, pilihan tindakan optimal dalam melaksanakan strategi tiu
guna mencapai target-targetnya, hingga secara keseluruhan rencana pembangunan
tersebut akan dapat digunakan sebagai kerangka kerja atau pedoman untuk
mengarahkan keputusan sehari-hari selanjutnya.
4.
Perncanaan tersebut mencakup seluruh
aspek atau faktor perekonomian (karena itulah disebut “komprehensif” untuk
menggantikan istilah perencanaan “kolonial” atau “sektor publik” yang tidak
populer itu).
5.
Untuk menmjamin optimalitas dan
konsistensinya, rencana pembangunan yang komprehensif lebih banyak menggunakan
model-model makroekonomi yang sedikit banyak bersifat formal (biasanya tidak
dipublikasikan secara massal) untuk memproyeksikan kinerja ekonomi di masa-masa
yang akan datang.
6.
Suatu rencana ekonomi biasanya
mencakup periode tertentu, katakanlah 5 tahun dan dikaitkan dengan dokumen
rencana jangka panjang, serta disemrtai dengan rencan-rencana tahunan.
PENUTUP
KESIMPULAN
Negara berkembang
adalah negara yang sedang membangun menuju negara modern, di dalamnya terdapat
suatu proses perubahan di segala bidang kehidupan yang dilakukan secara sengaja
berdasarkan suatu rencana tertentu untuk meningkatkan kesejahteraan hidup
manusia yang menuntut adanya perubahan sosial dan budaya sebagai pendukung
keberhasilannya. Hanya dengan perubahan melalui pembangunan akan diperoleh
suatu kemajuan yang akan meningkatkan taraf kehidupan. Oleh karena itu, pembangunan di negara berkembang harus
dilakukan semaksimal mungkin. Hal ini tidak lain adalah untuk mengatasi
permasalahan-permasalahan, secara umum permasalahan yang dihadapi oleh negara
berkembang adalah tingkat kehidupan yang rendah, tingkat produktivitas yang
rendah, dan pertumbuhan populasi serta tanggungan beban yang tinggi.
SARAN
1.
Diharapkan masyarakat mengetahui
tentang pembangunan ekonomi negara.
2.
Diharapkan informasi ini dapat
tersebar luas ke masyarakat agar terbentuk jiwa nasionalisme sebagai tonggak
kemajuan negara.
DAFTAR PUSTAKA
·
R. E. Baxter dan Evan
Davis. 2004. A Dictionary of Economics. Inggris: Penguin Books Ltd.
·
Bourdieu, P. 1986. The Form of
Capital. In J. Richardson (Ed). Handbook of Theory and Research for
Sociology of Education. New York: Greenwood Press.
·
Coleman, J. 1990. Foundations
of Social Theory. Cambridge Mass: Harvard University Press.
·
Kamaluddin, Rustian. 1987. Beberapa
Aspek Pembangunan Nasional dan Pembangunan Daerah. Jakarta: Lembaga
Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
·
Siagian, H. 1989. Pembangunan
Ekonomi dalam Cita-Cita dan Realita. Bandung: PT. Citra Aditya Bakti.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar