Rabu, 06 September 2017

HERBERT SPENCER



Teori Herbert Spencer



Tugas Teori Sosiologi Klasik


Nama kelompok :
1.      Bagas Dadiraka                 (D0315011)
2.      Miatus Sholikhah              (D0315041)
3.      Puput Adistya                   (D0315049)

PROGRAM STUDI SOSIOLOGI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2016

BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang hubungan manusia dengan lingkungannnya. Sosiologi juga berarti ilmu tentang struktur sosial, proses sosial dan perbahannya mencakup berbagai bidang. Sosiologi klasik sendiri ialah penjelasan alasan fenomen sosial terjadi yang berkaitan dengan periode awal sosiologi muncul. Sehingga kita bisa menemui beberapa istilah  yang terkait dengan sosiologi klasik. Banyak para ahli yang mengemukakan pendapatnya tentang sosiologi klasik dan pandangan tentang sosiologi klasik. Agar kita memahami arti sosiologi klasik dan pandangan para ahli dalam sosiologi klasik kami akan membahas salah satu ahli sosiologi yaitu Herbert Spencer (1820-1903) dengan yang membahas teori evolusi.
Tahun 1837 ia mulai bekerja sebagai insinyur sipil jalan kereta api, jabatan yang dipegangnya hingga tahun 1850. Tahun 1853 spencer menerima harta warisan yang memungkinkan ia berhenti bekerja dan manjalani sisa hidupnya sebagai seorang sarja bebas.
Salah satu watak Spencer yang paling menarik yang menjadi penyebab kerusakan intelektualnya adalah kegunaannya membaca buku orang lain. Dalam hal ini ia sama dengan tokoh sosiologi awal Auguste Comte yang juga mengalami gangguan otak. Bila ia tidak pernah membaca karya sarjana lain, lalu dari mana gagasan dan pemaham spencer berasal. Ia mengatakan bahwa gagasan-gagasan yang muncul “ sedikit demi sedikit, secara rendah hati tanpa disengaja atau tanpa kerja keras” (Wiltshire, 1987:66).

1.2 Rumusan masalah
1. Bagaimana biografi herbert Spencer
2. Bagaimana pemikiran Herbert Spencer tentang evolusi
1.3  Manfaat
1. untuk mengetahui biografi herbert spencer
2. Untuk mengetahui pemikiran Herbert Spencer tentang evolusi

                                                                                                                                                                                                                  
BAB II
PEMBAHASAN
A.    Herbert Spencer (1820-1903)
     Spencer sering kali disamakan dengan Comte dalam hal pengaruh mereka terhadap perkembangan teori sosiologi dan mengangkat popularitas sosiologi pada masa awal, khususnya dikawasan Eropa. Comte menandai kelahirannya di Perancis sedangkan Spencer melakukan hal yang sama di tempat kelahirannya di Inggris. Kedua tokoh ini memberi pengaruh yang akan dirasakan di seluruh dunia seiring perkembangan ilmu sosiologi itu sendiri.
Gagasan utama Spencer dapat dipahami dengan membandingkan teori Comte. Namun ada sejumlah perbedaan penting antara keduanya dalam hal pemikiran. Comte menekankan reformasi sosial dan evolusi masyarakat sebagai sarana menuju masyarakat yang semakin baik, Spencer tidak sepakat dengan hal itu. Ia justru amat menganjurkan teori laissez-faire,  yaitu sebuah konsep dimana negara tidak boleh mencampuri urusan pribadi, kecuali dalam hal yang agak pasif berupa perlindungan terhadap rakyat. Dari pemikiran tersebut, tampak jelas bahwa Spencer tidak tertarik terhadap reformasi sosial. Ia ingin agar kehidupan sosial berkembang dengan sendirinya dan terbebas dari kontrol eksternal.
     Perbedaan ini mengarah pada Spencer yang disebut sebagai seorang Darwinis Sosial atau penganut darwinisme sosial (G. Jones, 1980 ). Ia meyakini bahwa dunia tumbuh semakin baik, sebagaimana pernyataan Comte. Akan tetapi, ia menolak campur tangan eksternal, dunia harus dibiarkan begitu saja, campur tangan pihak luar hanya akan memperburuk situasi ini. Pemikiran itu berbanding terbalik dengan Comte yang mendorong semua upaya ekternal dilakukan demi perbaikan kehidupan sosial. Spencer lebih yakin bahwa masyarakat dan institusi sosial dapat berkembang dengan sendirinya sekaligus beradaptasi terhadap lingkungan. Seperti halnya binatang dan tumbuhan, secara progresif dan positif berdaptasi dengan lingkungan sosial. Mereka selalu menyesuaikan diri terhadap lingkungan sekitar. Oleh karena itu, Spencer menganggap proses ini tidak bisa dicampuri oleh siapapun. Ia menganjurkan untuk membiarkan masyarakat dan kehidupan didalamnya memperbaiki diri sendiri.  Ia juga menerima pandangan Darwini bahwa proses seleksi alam, “hidup bagi yang terkuat” (survival of the fittest), terjadi di dunia social, (Patut dicatat kalau Spencer menyebut istilah “hidup bagi yang terkuat” ini beberapa tahun sebelum karya Charles Darwin tentang seleksi alam diterbitkan). Jadi, jika tidak dihambat oleh intervensi eksternal, orang yang “kuat” akan bertahan hidup dan berkembangbiak, sementara “orang lemah” pada akhirnya akan punah. Perbedaan lain adalah bahwa Spencer menekankan individu, sementara itu Comte memfokuskan perhatiannya pada unit-unit yang lebih besar, seperti keluarga.
Comte dan Spencer memliliki persamaan dengan Durkheim dan lainnya. Dalam hal komitmen, pada ilmu pengetahuan sosiologi (hanya Haines, 1992), yang merupakan prespektif yang amat menarik bagi para teoritisi awal. Pengaruh lain karya Spencer bersama dengan Comte dan Durkheim, adalah kecenderungan untuk melihat masyarakat sebagai oraganisme. Dalam pandangan ini, Spencer meminjam prespektif dan konsepnya dari biologi. Ia memberikan perhatian pada seluruh struktur masyarakat, kesalingterkaitan antar bagian-bagian masyarakat, dengan fungsi bagian-bagian tersebut bagi satu sama lain maupun bagi sistem secara keseluruhan.
Hal yang paling penting adalah bahwa Spencer dan Comte memiliki konsep evolutif tentang perkembangan historis. Namun, Spencer bersikap kritis terhadap teori evolusi Comte karena beberapa alasan. Secara spesifik ia menolak hukum tiga tahap yang dikemukakan Comte. Ia menganggap Comte terlalu cepat puas dengan menggunakan evolusi pada ranah gagasan, menurut perkembangan intelektual. Namun, Spencer berusaha mengembangkan teori evolusi di dunia nyata yaitu dunia materi.

B.     Profil singkat
Herbert Spencer lahir di daerah Derbyshire, Midland, Inggris pada 27 April 1820. Diusianya yang baru 17 tahun, Spencer telah diangkat sebagai insinyur pembangunan jalan kereta api di London. Selanjutnya pada tahun 1848, ia memasuki sebuah dunia baru, yakni menjadi penulis dan redaktur The Economist. Dari sinilah cikal bakal intelektualnya mulai mengental. Herbert Spencer juga pernah bekerja dibidang pemerintahan, salah satunya sebagai mediator. Herbert Spencer meninggal dunia pada usia 83 tahun, tepatnya pada 8 Desember 1903.
Selama hidupnya Herbert Spencer melahirkan banyak karya ilmiah. Karya pertamanya berjudul Social Statistics diselesaikan pada usia 30 tahun. Di dalam buku itu ia membahas filsafat politik serta menyinggung persoalan evolusi sosial. Konsep evolusi sosial diuraikan sebagai serangkaian perubahan sosial di masyarakat yang berlangsung lama, yakni berawal dari kelompok suku atau masyarakat yang masih sederhana dan homogen, lalu secara bertahap berkembang hingga pada akhirnya menjadi masyarakat modern yang kompleks dan heterogen.
Melalui buku itu pula Spencer memperkenalkan konsep survival of the fittest atau pihak yang kuat pasti akan menang. Spencer mengemukakan konsep itu sembilan tahun sebelum Charles Darwin menerbitakan bukunya revolusioner. Selama mengerjakan karyanya tersebut, Spencer menderita insomnia. Gangguan itu ia rasakan sampai meninggal dunia.  Adapun karya yang membuatnya diperhitungkan dalam ranah sosiologi klasik adalah Principles Of Sociology yang terbit pada tahun 1877. Dalam buku tersebut ia menjelaskan materi sosiologi secara detail dan sistematis, khususnya objek kajian seperti keluarga, politik agama, pengendalian sosial, serta industri. Selain itu, Spencer mendorong para sosiolog agar memperhatikan asosiasi, masyarakat setempat, pembagian kerja, lapisan sosial, ilmu prngetahuan serta penelitian terhadap kesenian dan keindahan. Pada tahun 1853, Spencer menerima sejumlah warisan dari orang tuanya. Kondisi terseut ia manfaatkan untuk berhenti dari pekerjaannya guna menghabiskan sisa hidupnya sebagai seorang ilmuwan. Ia memang tidak mempunyai ijazah universitas atau menduduki posisi akademik. Namun, sejalan dengan kehidupannya yang semakin terisolasi dan terasing setelah melepas pekerjaannya, semangat intelektual Spencer semakin menjadi.
Salah satu ciri khas Spencer adalah keengganannya membaca buku atau hasil karya orang lain. Ia lebih banyak menghabiskan waktu dengan menuliskan pikirannya sendiri. Oleh karena itu, sangat wajar apabila Spencer dikritik karena kerap kurang teliti ketika membahas suatu persoalan. Selain malas membaca yang dianggap hanya akan merusak pemikirannya sendiri, ia juga kerap tidak komprehensif dalam melakukan penelitian.
     Pengabaian Spencer terhadap aturan keilmuwan membawanya ke serangkaian gagasan yang sarat kebencian dan pernyataan yang tidak berdasar tentang evolusi dunia. Oleh karena itu, para sosiolog di abad ke 20 mulai bersifat kritis. Mereka tidak ragu mencampakkan karya Spencer dan menggantinya dengan ilmuwan lain yang mengkaji sosiolog dengan lebih saksama.

C.    Teori evolusi
Menurut Spencer, masyarakat adalah sebuah organisme. Dalam pandangan ini ia meminjam istilah dari ilmu biologi. Ia memberikan perhatian pada keseluruhan masyarakat, yakni hubungan saling keterkaitan antara bagian-bagian masyarakat.
Evolusi sendiri adalah rangakaian perubahan kecil, perlahan serta bersifat kumulatif yang terjadi dengan sendirinya dan memerlukan waktu yang lama. Evolusi dalam masyarakat adalah serentetan perubahan yang terjadi karena usaha untuk menyesuaikan diri dengan kebutuhan, keadaan serta kondisi baru yang timbul sejalan dengan pertumbuhan masyarakat. perubahan ini tidak harus sejalan dengan rentetan peristiwa di dalam sejarah masyarakat yang bersangkutan. Spencer sependapat dengan pandangan Comte tentang teori evolusi. Baginya evolusi adalah konsep dasar dari seluruh proses, baik fisik maupun sosial. Namun, ia juga mengkritik Comte mengenai hukum tiga tahapnya. Menurut Spencer, Comte terlalu cepat puas dengan hanya menggunakan evolusi dalam gagasan dan tahap intelektual. Comte dipandang Spencer belum menerapkan evolusi dalam ranah riil (kenyataan sosial).
Ada dua prespektif utama tentang evolusi dalam karya Spencer (Haines, 1988; Perrin,1976). Perspektif pertama terutama terkait dengan meningkatnya ukuran masyarakat. Masyarakat tumbuh karena berkembangnya jumlah individu dan menyatunya kelompok (perkumpulan). Peningkatan ukuran masyarakat membawa serta struktur sosial yang lebih besar dan lebih terdiferenasiasi, sekaligus peningkatan diferesiasi fungsi yang mainkannya. Selain pertumbuhan ukuran, masyarakat berevolusi melalui perkumpulan yaitu dengan menyatukan lebih banyak lagi kelompok yang sebelumnya telah berpadu. Jadi, Spencer berbicara tentang gerakan evolusi dari masyarakat sederhana menuju masyarakat perkumpulan ganda , dan masyarakat perkumpulan triple.
Spencer juga  menawarkan teori evolusi dari masyarakat millitan menuju masyarakat industri. Sebelumnya, struktur masyarakat militan dianggap hanya bertujuan perang dalam rangka bertahan dan menyerang. Tetapi, Spencer bersikap kritis terhadap perang, ia merasa bahwa pada tahap awal perang berfungsi menyatukan masyarakat (misalnya, melalui penaklukan militer) dan menyediakan lebih banyak jumlah orang yang diperlukan bagi perkembangan masyarakat industri. Namun, dengan kemunculan masyarakat industri perang semakin tidak fungsional dan justru menghambat evolusi lebih lanjut. Masyarakat industri didasarkan pada persahabatan, altruisme, spesialisasi kompleks, pengakuan atas prestasi daripada karakteristik yang dibawa sejak lahir, dan kerja sama sukarela antar individu yang sangat disiplin. Masyarakat semacam itu dipersatukan oleh hubungan kontraktual sukarela dan lebih penting lagi oleh kuatnya persamaan moralitas. Peran pemerintah dibatasi dan difokuskan pada hal-hal yang tidak boleh dilakukan orang biasa, misalnya penegak hukum. Jelas, masyarakat industri modern kurang menyukai bila dibandingkan dengan masyarakat militan pendahulunya. Meskipun Spencer melihat adanya evolusi umum yang bergerak kearah masyarakat industri, ia pun mengakui bahwa mungkin akan terjadi regresi periodik yang mengarah pada peperangan dan masyarakat militan. Artinya, sekalipun masyarakat terus berevolusi menuju masyarakat industri, hal itu bukan jaminan bahwa perang tidak akan terjadi.
Spencer menawarkan rangkaian gagasan yang begitu rumit tentang evolusi masyarakat. Semula gagasan gagasan menuai sukses, tapi setelah itu diabaikan selama bertahun-tahun, dan akhir-akhir ini kembali seiring lahirnya teori sosiologi neorevolusioner (Buttel,1990).
Giddngs (1890) merangkum inti sari pemikiran Spencer yang komplek seperti dijelaskan berikut ini:
1.      Masyarakat adalah organisme atau super ornagis yang hidup secara berpencar.
2.      Terdapat suatu kekuatan yang menyeimbnagkan antara satu kelompok sosial dengan kelompok lain.
3.      Keseimbangan itu adalah perjuangan untuk terbebas dari kesulitan dan keadaan yang buruk demi menjaga eksistensi mereka diantara warga masyarakat. Oleh karena itu, konflik diantara masyarakat dalam rangka mempertahankan eksistensi ini merupakan hal yang lazim.
4.      Didalam perjuangan ini kemudian timbul rasa takut dalam hidup bersama serta menghadapi kamatian. Perasaan takut mati merupakan pangkal kontrol oleh agama.
5.      Kabiasaan konflik kemudian diorganisasi dan dipimpin oleh kontrol  politik dan kekuasaan menjadi militerisme.
6.      Militerisme menggabungkan kelompok sosial yang kecil menjadi besar. Kelompok tersebut memerlukan integrasi sosial.
7.      Kebiasaan berdamai dan rasa gotong royong membentuk sifat, tingkah laku, serta organisasi sosial yang suka pada hidup tentram dan penuh rasa setia kawan.
8.      Dalam masyarakat yang hidup damai, kekuatannya akan berkurang, tetapi rasa spontanitas serta inisiatif semakin bertambah. Organisasi sosial menjadi semacam bungkus sedangkan anggota masyarakat dapat secara leluasa dapat berpndah tempat. Mereka merubah hubungan sosial tanpa merusak kohesi yang ada.
9.      Semangat kerja keras bergantug pada luasnya tenaga antara suatu kelompok masyarakat dengan komunitas tetangganya. Akhirnya semangat kerja keras yang disertai dengan penh kedamaian tidak dapat dicapai sampai titik keseimbangan bangsa-bangsa serta ras-ras yang ada tercapai terdahulu.
10.  Didalam masyarakat, seperti pada kelompok masyarakat tertentu, luasnya perbedan serta jumlah kompleksitas serta segenap proses evolusi bergantung pada nilai proses integrasi, semakin lambat nilai integrasinya, maka kian lengkap dan memuaskan jalan evolusi itu.
Spencer menjelaskan bahwa objek pokok studi sosiologi adalah agama, keluarga, politik, pengendalian sosial, serta industri. Spencer juga mengkaji masalah asosiasi masyarakat setempat, pembagian kerja, lapisan sosial, sosiologi pengetahuan, serta penelitian terhadap kesenian dan keindahan. Ia mengingatkan bahwa studi sosiologi juga menjelaskan hubungan timbal balik antara unsur-unsur di dalam masyarakat yang tetap dan harmonis serta merupakan suatu integrasi. Oleh karena itu, Spencer mengajukan pendapat bahwa sosiologi adalah psikologi ynag dipraktikkan serta berwujud etika dan peradaban yang terdapat dalam masyarakat.
Jika Comte manganggap penting peranan masyarakat dan faktor di luar masyarakat seerti pemerintahan, Spencer justru sebaliknya. Ia lebih mementingkan individu dalam masyarakat dan meremehkan peran di luar itu semua. Bagi Spencer, individu adalah unit terkecil yang sangat menentukan terhadap maju tidaknya suatu masyarakat.
Jadi sosiologi menurut Spencer adalah studi tentang tingkah laku, sikap dan pemikiran individu yang terwujud dalam tindakan kolektif, alih-alih mempelajari masyarakat secara keseluruhan. Setiap pribadi mempunyai kedudukan dominan dalam struktur masyarakat. Spencer menekankan bahwa dasar struktur sosial, meskipun masyarakat dapat dianalisis pada ingkat struktural. Struktur sosial suatu masyarakat dibangun dengan tujuan memungkinkan anggotnya memenuhi berbagai keperluan. Oleh karena itu banyak ahli bahwa Spencer bersifat individualis.
Dalam tulisan-tulisannya tentang sosioal politik dan etika, Spencer menawarkan gagasan lain tentang evolusi masyarakat. Diantara alasan mengapa dia melakukan hal ini adalah karena dia memandang masyarakat sedang bergerak menuju suatu kedaan moral yang ideal dan sempurna. Sedangkan alasan lainya adalah dia mengnggap bahwa masyarakat yang paling kuatlah yang dapat bertahan, sementara masyarakat yang kalah dalam seleksi akan sirna dengan sendirinya. Hasil dari proses ini adalah perbaikan kemampuan adaptasi dunia secara keseluruhan. Dengan kata lain dunia hanya akan diisi oleh mereka yang memiliki kemampuan lebih daripada pihak lain. Melalui cara ini pula dunia ini akan terus berevolusi menuju kemajuan. Dimasa lalu suatu masyarakat yang bisa membaca dan menulis sudah dianggap unggul. Namun, dimasa kini dan yang akan datang kemampuan baca tulis tidak ada artinya dibanding mereka yang ahli di berbagai bidang kehidupan.
Spencer menawarkan rangkaian gagasan yang begitu komplek tentang revolusi masyarakat. Akan tetapi, tidak satupun dari gagsan itu yang didasarka pada fakta lapangan atau penelitian langsung. Hal ini dapat dimaklumi karena sebagaimana Comte iklim intelektualnya masih dipengaruhi oleh filsafat. Pada awalnya gagasan Spencer memang terbilang sukses. Namun seriring berjalannya waktu, lambat laun gagasannnya mulai diabaikan.
Sebagaimana ilmuwan zaman klasik lainnya, pemikiran Spencer tidsk hsnys fokus pada sosiologi semata. Ia juga menekuni beberapa bidang lain, terutama politik, agama dan filsafat. Namun demikian, Spencer tetap layak disebut sebagai salah satu perintis studi sosiologi, khususnya di Inggris. Bahkan ia disebut sebagi tokoh pendiri ssosiologi kedua setelah Aguste Comte.

D.    Reaksi Spencer di Inggris
Di tengah tengah penekanan yang ia berikan terhadap individu, Spencer lebih dikenal karena teroti skala besar evolusi sosial. Dalam teori ini, ia berlawanan dengan sosioligi yang mendahuluinya di inggris. Namun, reaksi terhadap Spencer lebih didasakna pada ancaman bahwa gagasan hidup bagi yang terkuat terhadap ameliorisme begitu menakutkan bagi kebanyakan soiolog inggris awal. Meskipun kemudian Spencer menyakngkal  sejumlah gagasannya yang lebih kasar, ia mndukung argumen filsafat hidup bagi yang terkuat dan mennentang intervensi pemeribntah dan reformasin sosial:
“ memberi sumbangan pada orang malas dengan mengorbankan orang orang baik, adalah kekejian luar biasa. Ini jelas upaya sengaja yang menggiring kearah nestapa bagi generasi yang akan datang. Tidak ada kejhatan yang lebih keji terhadap generasi yanga kian datang selain memberi memberi mereka lebih banyak orang bodoh, pemalas, da penjahat... segaja upaya alamiah dilakukan untuk menghapuskan itu semua, membersihkan dunia mereka, dan membangun ruang yang demi kebaikan... jika tidak cukup mampu bertahan hidup, mereka mati, dan mereka lebih baik mati.
(Spencer, dikutip  dalam Abrams, 1968;74)































BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Herbert Spencer dipandang beraliran politik liberal dan tetap memelihara liberalisme di sepanjang hidup, Spencer tidak setuju dengan teori Comte yang lebih  menekan reformasi sosial dan evolusi masyarakat sebagai sarana menuju masyarakat yang semakin baik, Spencer lebih menganjurkan teori laissez-faire,  yaitu sebuah konsep dimana negara tidak boleh mencampuri urusan pribadi, kecuali dalam hal yang agak pasif berupa perlindungan terhadap rakyat. Dari pemikiran tersebut, tampak jelas bahwa Spencer tidak tertarik terhadap reformasi sosial. Ia ingin agar kehidupan sosial berkembang dengan sendirinya dan terbebas dari kontrol eksternal.
Spencer lebih yakin bahwa masyarakat dan institusi sosial dapat berkembang dengan sendirinya sekaligus beradaptasi terhadap lingkungan. Seperti halnya binatang dan tumbuhan, secara progresif dan positif berdaptasi dengan lingkungan sosial. Mereka selalu menyesuaikan diri terhadap lingkungan sekitar. Oleh karena itu, Spencer menganggap proses ini tidak bisa dicampuri oleh siapapun. Ia menganjurkan untuk membiarkan masyarakat dan kehidupan didalamnya memperbaiki diri sendiri.  Ia juga menerima pandangan Darwini bahwa proses seleksi alam, “hidup bagi yang terkuat” (survival of the fittest), terjadi di dunia social, (Patut dicatat kalau Spencer menyebut istilah “hidup bagi yang terkuat” ini beberapa tahun sebelum karya Charles Darwin tentang seleksi alam diterbitkan). Jadi, jika tidak dihambat oleh intervensi eksternal, orang yang “kuat” akan bertahan hidup dan berkembangbiak, sementara “orang lemah” pada akhirnya akan punah.
Spencer dan Comte memiliki konsep evolutif tentang perkembangan historis. Namun, Spencer bersikap kritis terhadap teori evolusi Comte karena beberapa alasan. Secara spesifik ia menolak hukum tiga tahap yang dikemukakan Comte. Ia menganggap Comte terlalu cepat puas dengan menggunakan evolusi pada ranah gagasan, menurut perkembangan intelektual. Namun, Spencer berusaha mengembangkan teori evolusi di dunia nyata yaitu dunia materi.




Daftar Pustaka
·        Arisandi, Herman.2015. Buku Pintar Pemikiran Tokoh Sosiologi Dari Klasik sampai Modern. Yogyakarta: IRCiSoD
·        Ritzer, George dan Goodman, Douglas J.2008. Teori Sosiologi. Yogyakarta: Kreasi Wacana
·        Soekanto, Soerjono. 1990. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Rajawali Press

PERENCANAAN SOSIAL



“Perencanaan Sistem Pengelolaan Sampah di Pasar Nglano Darurat Karanganyar”
Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Perencanaan Sosial







disusun oleh :
Irfiade Zarkasyi Talaththof                             D0315035
Bagas Dadiraka                                               D0315011
Miatus Sholikhah                                            D0315041
Muhamad Jamil Rizaldi                                  D0315043 
Puput Adistya Pratiwi                             D0315049

PROGRAM STUDI SOSIOLOGI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2016

KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan tugas mata kuliah perencanaan sosial yaitu laporan hasil penelitian kami yang berjudul “Perencanaan Sistem Pengelolaan Sampah di Pasar Nglano Darurat Karanganyarini dengan baik meskipun banyak kekurangan didalamnya.
Kami sangat berharap laporan ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam laporan ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan laporan yang telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga laporan hasil penelitian sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun dari Anda demi perbaikan makalah ini di waktu yang akan datang.
Surakarta, November 2016

Penyusun





BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang
Pasar Nglano sebagai salah satu roda ekonomi masyarakat Ngijo, Karanganyar sedang dilakukan pengerjaan ulang (renovasi). Pasar yang bertempat di Jl. Gatot Subroto, Ngijo, Tasikmadu Kabupaten Karangayar ini merupakan pasar yang tradisional dan terletak didekat agrowisata Sondokoro. Lokasi yang strategis memunculkan peluang usaha yang tinggi sehingga jumlah pedagang yang ada pada pasar Nglano tidaklah sedikit, ada banyak ratusan pedagang yang menggantungkan pendapatannya dari pasar ini.
Pada tahun 2016 ini Pasar Nglano dilakukan renovasi (pembangunan ulang). Untuk solusinya pemerintah Kabupaten Karanganyar membangun Pasar Darurat (Pasar Sementara) yang ditempati untuk para pedagang agar tetap memiliki penghasilan dari penjualan mereka. Pasar Darurat tersebut dibangun 4 los dan 120 kios untuk para pedagang Pasar Nglano, dan bertempat di Lapangan Desa Ngijo, Tasikmadu.
Terdapat beragam fenomena yang terjadi mengenai pemindahan pasar Nglano ke Lapangan Desa Ngijo ini. Ada yang mengatakan penghasilan para pedagang turun drastis, lokasi yang tidak se-strategis sebelumnya dan lain sebagainya. Oleh karena itu perlu kita ketahui seksama bagaimana dampak/ akibat yang muncul dari sebuah rencana pemerintah merenovasi pasar Nglano dan persepsi masyarakat terhadap Pasar Darurat yang dipakai.

B.       Rumusan Masalah
1.      Dampak apa sajakah yang timbul dari pemindahan sementara Pasar
Nglano ?
2.      Bagaimana cara mengatasi masalah yang timbul dari pemindahan sementara Pasar Nglano ?
3.      Bagaimana respon masyarakat terhadap keadaan pasar sementara yang sekarang ?
C.      Tujuan
1.      Untuk mengetahui dampak apa saja yang timbul dari pemindahan sementara Pasar Nglano.
2.      Untuk mengetahui cara mengatasi masalah yang timbul dari pemindahan sementara Pasar Nglano
3.      Untuk mengetahui bagaimana respon masyarakat terhadap keadaan pasar sementara.































BAB II
METODOLOGI PENELITIAN

A.    Setting Penelitian
Lokasi penelitian bertempat di Jl. Gatot Subroto, Ngijo, Tasikmadu, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah 57721, Indonesia
B.     Bentuk Penelitian
Bentuk penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah bentuk deskriptif kualitatif dengan teknik observasi dan wawancara. Dimana observasi adalah berdasarkan pengamatan yang dilakukan terhadap gejala yang diteliti. Penelitian kualitatif sendiri adalah penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi ojek alamiah dimana peneliti merupakan instrumen kunci.
C.    Sumber Data
Dalam setiap penelitian diperlukan kemampuan memilih metode pengumpulan data yang relevan. Data merupakan fakta penting dalam penelitian. Adapun jenis data yang digunakan dalam penelitian adalah data primer dan data sekunder.
a.       Data Primer
Sumber data primer adalah data yang diperoleh secara langsung. Data primer dalam penelitian ini diperoleh melaui pengamatan langsung.
b.      Data Sekunder
Sumber data sekunder adalah data yang diperoleh dengan cara membaca dan mempelajari melalui media lain. Data sekunder dalam penelitian ini diperoleh dari buku yang berhubungan dengan tema penelitian.
D.    Teknik Pengumpulan Data
a.       Metode observasi
Dengan menggunakan teknik pengamatan, artinya pengamatan secara langsung mengenai aktivitas para pedagang dan mengamati kondisi di tempat pasar sementara.
b.      Metode dokumentasi
Peneliti menggunakan metode dokumentasi, yaitu pengumpulan data dengan cara mencari dokumen-dokumen yang terkait dengan penelitian. Disini peneliti mengambil dokumen dengan cara mengambil gambar pada saat penelitian.
c.       Studi Pustaka
Teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara menelusuri buku-buku yang berhubungan dengan tema penelitian ini.
E.     Populasi
Populasi adalah keseluruhan ojek yang akan diteliti. Populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat sekitar dan pedagang yang ada di sekitar Lapangan Desa Ngijo, Karanganyar.
F.     Teknik Sampling
Dalam penelitian ini pemilihan informan menggunakan teknik random sampling. Random sampling adalah teknik penganbilan sampel dimana semua individu dalam populasi secara sendiri-sendiri atau bersama-sama diberi kesempatan yang sama untuk dipilih sebagai anggota sampel. Sampel adalah bagian dari sebuah populasi yang dianggap dapat mewakili dari populasi tersebut.






















BAB III
PEMBAHASAN

A.    Harapan Terhadap Program Terkait Usaha Peningkatan Kualitas Hidup Masyarakat
Ada beberapa masalah yang timbul di pasar darurat Nglano seperti masih banyaknya sampah yang berserakan di sekitar pasar, baik sampah organik maupun nonorganik yang menjadikan pasar terlihat kumuh dan tidak tertata rapi, sehingga nilai estetika pasar sangat kurang dan ini menyebabkan para pembeli tidak tertarik untuk membeli kebutuhan di pasar ini dan memilih untuk membeli kebutuhan di pasar lain.
Penataan tempat berjualan yang kurang rapi dan penataan tempat pedagang yang tidak  sesuai dengan kelompok barang yang sejenis, sehingga dapat membingungkan pembeli, seperti misalnya  penjual sayur yang dekatnya ada penjual baju, ini kesannya menjadi kotor dan tidak terlihat rapi sehingga kurang efektif bagi pembeli.
Harapan dari kelompok kami terkait masalah-masalah di pasar Nglano darurat ini adalah untuk meminimalisir sampah yang berserakan di sekitar pasar dengan adanya petugas kebersihan maupun tempat pembuangan sampah, dan adanya kesadaran dari pedagang maupun pembeli di Pasar Nglano darurat sehingga masyarakat semakin nyaman dalam kegiatan jual beli di pasar Nglano darurat, kemudian dari masalah penataan tempat berjualan harapan dari kelompok kami untuk merapikan penataan ruang berjualan sehingga masyarakat tidak bingung mencari kebutuhan yang ingin di beli, dan adanya nilai estetika di dalam pasar Nglano.

B.     Realitas yang Terjadi, Muncul dan Menjadi Hambatan
Semenjak pasar Nglano dipindah ke pasar darurat, keberadaan pasar Nglano darurat ini menjadi sepi pembeli karena letak pemindahannya yang kurang strategis, yang dulunya berada di tempat kawasan ramai dan dekat tempat wisata, di pinggir jalan raya yang bisa dilewati transpotrasi umum sehingga banyak pembeli yang memilih belanja di pasar Nglano, tetapi sekarang ini pasar Nglano darurat terletak di kawasan sepi yang berada di dekat jalan gang masuk desa Ngijo Tasikmadu, sehingga banyak pembeli yang beralih ke pasar lain yang letaknya lebih strategis, seperti ke pasar Karangpandan. Selain letak yang kurang strategis, juga karena kebersihan pasar yang kurang terjaga dan itu yang menyebabkan banyak penjual tidak berjualan lagi.  
Kios-kios yang sudah disediakan oleh pemerintah juga banyak yang tidak diisi dan para pedagang lebih memilih di rumah saja karena mereka beranggapan jika mereka tetap berjualan dipasar, mereka tidak mendapatkan untung, bahkan akan rugi untuk transportasi dan modal mereka. Kebersihan pasar Nglano darurat sekarang ini juga kurang diperhatikan karena tidak adanya petugas kebersihan di pasar darurat ini. Terlebih lagi kurang adanya kesadaran para pedagang yang membuang sampah ke sembarang tempat, sehingga di jalanan banyak sampah yang berserakan dan karena ini musim hujan menjadi becek yang kesannya seperti selokan. Serta pembeli yang berada di pasar Nglano ini hanya sebagian masyarakat desa sekitar yang hanya membeli kebutuhan seperti sayur saja yang akan dimasak setiap harinya, jadi untuk kebutuhan yang sifatnya sekunder tidak begitu laku. Bahkan ada juga penjual yang terkadang dalam sehari mereka tidak mendapatkan penghasilan sama sekali, mereka hanya berada di pasar dengan duduk santai dan mereka harus membayar pajak setiap harinya sebesar Rp.1500.

C.    Permasalahan Pokok yang Dihadapi dan Harus Diatasi
Permasalahan yang ada di pasar Nglano ini utamanya adalah masalah kebersihan. Ini menjadi masalah besar yang menyebabkan turunnya tingkat penjualan dan pembelian di pasar Nglano. Penyebab utama dari masalah ini sebenarnya juga dari para pedagang di pasar yang membuang sampah sembarangan dan juga tempat pembuangan sampah yang letaknya di samping pintu masuk pasar. Hal ini meyebabkan kurang nyaman para penjual maupun pembeli karena bau sampah yang menyengat.
Untuk mengatasi masalah ini sebaiknya diadakan petugas kebersihan dan juga pemindahan tempat pembuangan sampah diletakkan di belakang pasar yang berada di pojok lapangan yang jauh dari took-toko para pedagang. Hal ini menurut kami lebih efisien karena tidak begitu terasa bau sampah di sekitar penjualan baik makanan maupun barang lainnya. Sehingga para pembeli pun juga tidak merasa terganggu saat berbelanja terutama pada masalah kebersihan.



D.    Tinjauan Keadaan
a.      Tinjauan sebelum memulai suatu rencana
Sebelum memulai rencana yang akan kami laksanakan untuk mengatasi masalah yang ada di pasar Nglano darurat ini, kami sebelumnya melakukan pengamatan dan menyelidiki masalah-masalah yang ada di pasar. Kemudian setelah itu kami menganalisis penyebab dari masalah tersebut. Setelah itu membuat perencanaan yang bisa untuk mengatasi masalah sesuai dengan yang ada di pasar.

b.      Perkiraan keadaan dan tahap-tahap yang akan dilalui oleh perencanaan
Keadaan yang ada di pasar Nglano darurat ini yang sangat memprihatinkan adalah masalah kebersihan. Banyak sampah yang berserakan di sekitar pasar dan sekitar plot-plot para pedagang. Selain itu juga banyak pedagang yang tidak melanjutkan berjualan di pasar darurat ini karena letak yang kurang strategis untuk para pembeli. Dari kedua masalah tersebut tahap pertama yang akan kami lakukan yaitu mengadakan sosilisasi kepada pedagang pasar Nglano untuk dapat menjaga kebersihan pasar agar dapat menarik para pembeli karena terkesan bersih dari sampah dan juga mengadakan petugas kebersihan. Setelah itu kami akan memberikan motivasi kepada para pedagang agar mau berjualan di pasar darurat lagi. Tidak hanya memberikan sosialisasi kepada pedagang saja, kami juga mengadakan sosialisasi pada masyarakat setempat untuk dapat berpartisipasi yang berkaitan dengan kemajuan pasar Nglano darurat ini (dalam artian mereka dapat membeli kebutuhan dipasar) dan meminta masyarakat supaya memberikan informasi yang baik kepada masyarakat luar tentang pasar darurat Nglano ini agar banyak pengunjung yang membeli kebutuhan di pasar darurat seperti yang sebelum dipindah.

c.       Tujuan perencanaan dan pemilihan cara-cara untuk pencapaian tujuan
Tujuan dari perencaaan kami ini adalah untuk mengatasi masalah yang ada di pasar Nglano sementara, dimana masalah tersebut  menjadikan masyarakat dan pedagang di pasar Nglano sementara ini mengeluh dan kurang nyaman berada di pasar sementara ini. Masalah utama yang dihadapi masyarakat dan para pedagang ini adalah  sampah yang berserakan di sekitar pasar dan juga kurangnya fasilitas TPS di pasar. Selain itu, masalah yang lain terkait tentang banyaknya plot yang sudah disediakan pemerintah untuk penjual yang masih banyak yang kosong.
Dari masalah tersebut, kami memiliki tujuan untuk mengurangi masalah yang dihadapi oleh masyarakat khususnya di sekitar pasar Nglano. Cara kami untuk mencapai tujuan ini adalah:
·         Memahami keadaan yang ada dimasyarakat dan di sekitar pasar, perencanaan menyangkut jangkauan masa depan dari keputusan-keputusan yang dibuat sekarang, untuk mengenal sistematis peluang dan ancaman dimasa mendatang. Dengan pilihan langkah-langkah yang tepat akan lebih menguntungkan masyarakat sekitar. Meliputi jangka pendek dan sampai jangka panjang.
·         Mempertimbangkan faktor pendukung dan penghambat tercapainya tujuan, segala kemudahan dan kemungkinan hambatan dalam usaha mencapai tujuan perlu diidentifikasi, agar persiapan dapat dilakukan. Disatu pihak agar masyarakat dapat meraih kemudahan dan manfaat optimal dengan kesempatan yang tersedia.
·         Menyusun rencana kegiatan untuk mencapai tujuan, tujuan ini dapat dicapai dengan beberapa cara, diantaranya adalah menyusun berbagai alternatif kebijaksanaan dan tindakan-tindakan yang mungkin dapat dipilih, menilai dan membandingkan untung rugi setiap alternatif kegiatan kebijakan, memilih dan menetapkan suatu alternatif yang paling cocok dan baik diantara alternatif-alternatif lain.
·         Sebisa mungkin kami meminimalisir kerugian dan kami harus mengamati situasi dan kondisi baik masyarakatnya maupun kondisi disekitar  pasar tersebut agar perencanaan dapat berjalan dengan baik dan para pedagang dapat menjadi nyaman berjualan di pasar sementara ini.

d.      Identifikasi program kegiatan yang akan dilakukan dalam perencanaan
·         Bentuk program kegiatan dapat berupa sosialisasi kepada masyarakat sekitar dan para pedagang di pasar Nglano terkait masalah sampah dan plot yang kosong, dan memberikan arahan agar menempatkan TPS di tempat yang tepat (tidak di depan pintu gerbang masuk) serta mengadakan program agar diadakan petugas kebersihan sehingga masalah sampah yang berserakan di pasar dapat teratasi. Selain itu memberikan motivasi terhadap penjual supaya mereka yang sudah tidak berjualan dapat kembali berjualan di pasar karena sudah disediakan plot dari pemerintah.
·         Materi sosialisasi yang dapat diberikan kepada masyarakat sekitar adalah tentang pentingnya masalah kebersihan dan dampak akan kebersihan tersebut. Sehingga mereka dapat menjaga kebersihan terutama dalam hal pengelolaan ssampah, yang apabila kebersihan sampah diperhatikan dampaknya akan menarik pengunjung untuk berbelanja di pasar tersebut. Sehingga pendapatan mereka juga akan bertambah.
·         Tujuan yang akan dicapai dalam tiap program kegiatan:
a.       Kebersihan pasar, tujuannya untuk meminimalisir sampah yang berserakan di sekitar pasar dan memberikan kenyamanan baik untuk maupun pembeli.
b.      Penempatan plot yang sesuai, tujuannya untuk merapikan pedagang sesuai dengan jenis dagangannya dengan maksut untuk mempermudah pembeli dalam mencari barang yang dibutuhkan.
·         Target yang akan dicapai dalam 1 tahun
Dari rencana yang kami buat sebenarnya tidak perlu memerlukan waktu yang begitu lama dan rencana yang kami buat tidak terlalu membebani masyarakat sekitar. Jadi, untuk target yang akan dicapai dalam satu tahun ini bisa menjadikan pasar menjadi lebih bersih dari sampah dan penataan ruang menjadi lebih rapi.
·         Sasaran Kegiatan
Sasaran kegiatan perencanaan adalah para pedagang yang ada di pasar Nglano darurat serta masyarakat yang ada di Karanganyar.
·         Jadwal kegiatan pelaksanaan program
a.       Tanggal 15 desember 2016: pertemuan para pedagang untuk mensosialisasikan perencanaan dari kelompok kami.
b.      Tanggal 20-24 Desember 2016: melakukan pemindahan plot sesuai dengan barang dagangan yang dijual.
c.       Tanggal 25 Desember 2016: mengadakan kegiatan bersih-bersih dan sudah mengadakan petugas kebersihan.



·         Monitoring dan evaluasi terhadap pelaksanaan program
a.       Monitoring, dalam melaksanakan perencanaan program, kami memantau respon masyarakat apakah mereka antusias terhadap perencanaan kami atau tidak, sehingga kami dapat melakukan program selanjutnya.
b.      Evaluasi, dalam kegiatan evaluasi ini kami menilai tentang kekurangan dari program perencanaan kelompok kami.




























BAB IV
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Perencanaan sosial adalah kegiatan untuk mempersiapkan masa depan kehidupan masyarakat. Secara ilmiah bertujuan untuk mengatasi kemungkinan terjadinya hambatan. Perencanaan sosial lebih bersifat prefentif. Oleh karena kegiatannya merupakan pengarahan-pengarahan dan bimbingan sosial mengenai cara-cara hidup masyarakat yanglebih baik. Akibat perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang cepat akan besar  pengaruhnya dalam kehidupan, baik positif maupun negatif. Secara sosiologis perencanaan ini didasarkan pada perincian pekerjaan yang harus dilakukan dalam rangka mempersiapkan masa depan yang lebih baik dari pada sebelumnya.
Pasar Nglano darurat ini merupakan pasar pindahan yang ada di Karanganyar yang digunakan sebagi pasar sementara, karena ada kegiatan renovasi pasar. Dari pindahnya pasar ke tempat sementara ini menimbulkan berbagai masalah, terutama pada masalah kebersihan dan berkurangnya para penjual serta pembeli.  Dalam hal ini kami ingin merencanakan sebuah program untuk mengatasi masalah yang ada di pasar Nglano dengan melalui berbagai tahapan yang sesuai dengan situasi dan kondisi pasar. Dengan demikian, dengan adanya program perencanaan dari kami ini diharapkan dapat mengurangi permasalahan yang ada di pasar Nglano darurat sesuai yang diharapkan oleh masyarakat khususnya para pedagang di pasar.

B.     Saran
·         Diharapkan masyarakat di Karanganyar dapat ikut berpartisipasi dalam program ini demi kemajuan dan kelancaran pasar Nglano, khususnya para pedagang pasar dalam hal kebersihan.
·         Untuk mengadakan program pemindahan pasar darurat seperti yang ada di pasar Nglano seharusnya berada di tempat yang strategis agar tidak merugikan masyarakat setempat.


Daftar Pustaka
·         Waluya, Bagja. 2007. Sosiologi Menyelami Fenomena Sosial di Masyarakat. Bandung: PT Setia Puma Inves.
·         Md La Ode. 2013. Politik Tiga wajah. Jakarta: Yayasan Pustaka Wajah.
·         Siska, Yulia. 2013. Manusia dan Sejarah. Rawamangun: Garudhawacana