NAMA
: PUPUT ADISTYA PRATIWI
NIM :
D0315049/SOSIOLOGI A
KELOMPOK SOSIAL
Manusia
adalah makhluk individu yang tidak dapat melepaskan diri dari hubungan dengan
orang lain. Sebagai akibat dari hubungan yang terjadi diantara
individu-individu (manusia) kemudian lahirlah kelompok-kelompok sosial yang dilandasi oleh kesamaan kepentingan
bersama. Kelompok atau group adalah kumpulan dari individu yang berinteraksi
satu sama lain, pada umumnya hanya untuk melakukan pekerjaan, untuk
meningkatkan hubungan antarindividu atau bisa untuk keduanya.
Kelompok
sosial adalah kumpulan orang yang memiliki kesadaran bersama akan keanggotaan
dan saling berinteraksi. Kelompok diciptakan oleh anggota masyarakat. Kelompok
sosial merupakan himpunan manusia yang saling hidup bersama dan menjalani
saling ketergantungan dengan sadar dan tolong menolong. Dalam pengertian
lainnya, kelompok sosial adalah himpunan atau kesatuan manusia yang hidup
bersama, karena adanya hubungan di antara mereka. Hubungan tersebut menyangkut
hubungan timbal balik yang saling mempengaruhi dan juga suatu kesadaran untuk
saling menolong.
KELOMPOK SOSIAL BISA TERJADI KARENA
FAKTOR-FAKTOR :
· Adanya kesadaran pada setiap anggota kelompok bahwa
dia memrupakan sebagian dari kelompok yang bersangkutan.
·
Adanya hubungan timbal balik antara anggota satu
dengan lainnya.
·
Adanya suatu faktor yang dimiliki bersama seperti
nasib, tujuan, atau mempunyai musuh yang sama.
KLASIFIKASI KELOMPOK SOSIAL
Dalam
teorinya, Robert Biersted
menggunakan 3 kriterian untuk membedakan kelompok yaitu berdasarkan ada
tidaknya organisasi, hubungan sosial diantara anggotanya dan kesadaran jenis.
Dari ketiga kriteria itu Biersted mengklasifikasikan kelompok menjadi 4 :
1. Kelompok
asosiasi, dalam kelompok Asosiasi para anggotanya memiliki kesadaran bersama
dan persamaan kepentingan atau tujuan. Disamping itu di antara para anggota
kelompok ada hubungan sosial, kontak dan komunikasi. Dalam kelompok asosiasi
terdapat ikatan organisasi formal yang mengikat anggotanya. Contoh dari
kelompok asosiasi adalah sekolah; OSIS.
2. Kelompok
sosial, dalam kelompok sosial para anggotanya memiliki kesadaran jenis dan
berhubungan satu dengan lainnya tetapi tidak terikat dalam ikatan organisasi
formal. Contohnya adalah kelompok teman; kerabat.
3. Kelompok
kemasyarakatan, dalam kelompok kemasyarakatan hanya memenuhi satu persyaratan
yaitu adanya kesadaran akan persamaan namun dalam kelompok ini belum ada kontak
dan komunikasi. Contohnya adalah sensus BPS tahun 1990 menunjukkan jumlah laki
– laki di di Indonesia adalah 89.448.235 dan jumlah penduduk perempuan
89.873.406. Pengelompokan ini tergolong dalam kelompok kemasyarakatan karena
tiap penduduk memilki kasadaran jenis kelamin namun dalam kelompok ini tidak
dijumpai organisasi yang mengikat sehingga tidak ada hubungan dan kontak antar
anggota.
4. Kelompok
statistik, kelompok ini tidak memenuhi 3 kriteria yaitu tidak adanya organisasi
yang mengikat, tidak ada hubungan dan kontak dan tidak ada kesadaran jenis.
Contoh kelompok statistik adalah kelompok penduduk usia misal 0 – 4 tahun di
sebuah kecamatan.
Sedangkan Ferdinand
Tonnies mengklasifikasikan kelompok dalam masyarakat menjadi dua yaitu :
1. Paguyuban (gemeinschaft)
adalah kelompok sosial yang anggota-anggotanya memiliki ikatan batin atau
diikat oleh hubungan personal, bersifat alamiah, dan kekal. Dasar hubungannya
antara rasa cinta dan rasa kesatuan yang memang telah dikodratkan. Tonnies menggambarkan dalam paguyuban hubungan
antar anggotanya bersifat intim yaitu hubungan menyeluruh dan mesra; pribadi
yaitu hubungan berdasarkan pada ikatan bathin; dan eksklusif yaitu hubungan
terbatas hanya pada orang-orang tertentu. Bentuk gemeinschaft yaitu
·
gemeinschaft
by blood (paguyuban karena darah). Contoh hubungan persaudaraan
keluarga saya dengan keluarga paman saya
·
gemeinschaft
by place (paguyuban karena tempat). Contoh saya dengan tetangga
·
gemeinschaft
by mind (paguyuban karena jiwa-pikiran). Contoh kelompok
pengajian
- Patembayan (gesellschaft) adalah kelompok sosial yang anggota-anggotanya diikat oleh hubungan asas guna dan sementara, serta sifatnya hanya ada dalam pikiran. Dasar hubungannya pada tujuan-tujuan tertentu (tergantung asas guna) dimana tujuan tersebut berfungsi sebagai alat belaka. Tonnies menggambarkan dalam patembayan sebagai kehidupan publik dimana individu – individu hadir bersama namun masing – masing memilki kemandirian. Bentuk gesellscaft yaitu terdapat dalam hubungan perjanjian yang didasarkan ikatan timbal balik misal ikatan antar pedagang.
Menurut Sumner kelompok sosial di klasifikasikan menjadi in-group dan out
group . In
Group, adalah kelompok sosial dimana individu mengidentifikasikan
dirinya sendiri. Contohnya, “kami atau kita”. Out Group, adalah
kelompok sosial yang oleh individu diartikan sebagai lawan in groupnya.
Contohnya, “mereka”. Perasaan in group atau out group didasari dengan suatu
sikap yang dinamakan etnosentris
yaitu adanya anggapan bahwa kebiasaan dalam kelompoknya merupakan yang terbaik
dibandingkan dengan lainnya.
Robert
K Merton menjelaskan dalam teorinya bahwa kelompok memiliki
tiga kriteria obyektif yaitu kelompok ditandai dengan sering adanya interaksi,
pihak yang berinteraksi mendefinisikan diri mereka sebagai anggota kelompok,
dan yang terakhir adalah orang yang berinteraksi didefinisikan orang lain
sebagai anggota. Dalam teorinya Merton lebih menekankan interaksi yang terjadi
diantara anggota kelompok. Sehingga tanpa adanya interaksi antar anggota
kempulan individu – individu tidak dapat dikatakan sebagai kelompok.
Menurut Cooley kelompok sosial di klasifikasikan menjadi kelompok primer
dan kelompok sekunder. Kelompok
Primer (Primary Group), yaitu kelompok
sosial yang paling sederhana, dimana anggotanya saling mengenal dan ada kerja
sama yang erat. Contohnya keluarga dan teman bermain. Kelompok sekunder (Secondary
Group) adalah kelompok yang terdiri dari banyak orang, bersifat
tidak langgeng karena tidak berdasarkan pengenalan secara pribadi. Contohnya
kontrak jual beli.
- Formal group adalah kelompok yang mempunyai aturan tegas dan sengaja diciptakan oleh anggota-anggotanya untuk mengatur hubugan antar sesama. Contohnya, organisasi.
- Informal group tidak mempunyai struktur dan organisasi tertentu dan biasanya terbentuk karena pertemuan yang berulang kali yang didasari oleh kepentingan yang sama. Contohnya, kelompok belajar.
Daftar Pustaka
·
Sunarto, Kamanto. 2000. Pengantar Sosiologi (edisi kedua). Jakarta: Fakultas Ekonomi
Universitas Indonesia.
·
Anwar, Yesmil. Sosiologi
Untuk Universitas. Bandung: PT Refika Aditama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar