Selasa, 21 Maret 2017

KELOMPOK SOSIAL



NAMA            : PUPUT ADISTYA PRATIWI
NIM                : D0315049/SOSIOLOGI A

KELOMPOK SOSIAL
Manusia adalah makhluk individu yang tidak dapat melepaskan diri dari hubungan dengan orang lain. Sebagai akibat dari hubungan yang terjadi diantara individu-individu (manusia) kemudian lahirlah kelompok-kelompok sosial  yang dilandasi oleh kesamaan kepentingan bersama. Kelompok atau group adalah kumpulan dari individu yang berinteraksi satu sama lain, pada umumnya hanya untuk melakukan pekerjaan, untuk meningkatkan hubungan antarindividu atau bisa untuk keduanya.
Kelompok sosial adalah kumpulan orang yang memiliki kesadaran bersama akan keanggotaan dan saling berinteraksi. Kelompok diciptakan oleh anggota masyarakat. Kelompok sosial merupakan himpunan manusia yang saling hidup bersama dan menjalani saling ketergantungan dengan sadar dan tolong menolong. Dalam pengertian lainnya, kelompok sosial adalah himpunan atau kesatuan manusia yang hidup bersama, karena adanya hubungan di antara mereka. Hubungan tersebut menyangkut hubungan timbal balik yang saling mempengaruhi dan juga suatu kesadaran untuk saling menolong.

KELOMPOK SOSIAL BISA TERJADI KARENA FAKTOR-FAKTOR :
·      Adanya kesadaran pada setiap anggota kelompok bahwa dia memrupakan sebagian dari kelompok yang bersangkutan.
·         Adanya hubungan timbal balik antara anggota satu dengan lainnya.
·         Adanya suatu faktor yang dimiliki bersama seperti nasib, tujuan, atau mempunyai musuh yang sama.


KLASIFIKASI  KELOMPOK SOSIAL
Dalam teorinya, Robert Biersted menggunakan 3 kriterian untuk membedakan kelompok yaitu berdasarkan ada tidaknya organisasi, hubungan sosial diantara anggotanya dan kesadaran jenis. Dari ketiga kriteria itu  Biersted mengklasifikasikan kelompok menjadi 4 :
1.     Kelompok asosiasi, dalam kelompok Asosiasi para anggotanya memiliki kesadaran bersama dan persamaan kepentingan atau tujuan. Disamping itu di antara para anggota kelompok ada hubungan sosial, kontak dan komunikasi. Dalam kelompok asosiasi terdapat ikatan organisasi formal yang mengikat anggotanya. Contoh dari kelompok asosiasi adalah sekolah; OSIS.
2.      Kelompok sosial, dalam kelompok sosial para anggotanya memiliki kesadaran jenis dan berhubungan satu dengan lainnya tetapi tidak terikat dalam ikatan organisasi formal. Contohnya adalah kelompok teman; kerabat.
3.      Kelompok kemasyarakatan, dalam kelompok kemasyarakatan hanya memenuhi satu persyaratan yaitu adanya kesadaran akan persamaan namun dalam kelompok ini belum ada kontak dan komunikasi. Contohnya adalah sensus BPS tahun 1990 menunjukkan jumlah laki – laki di di Indonesia adalah 89.448.235 dan jumlah penduduk perempuan 89.873.406. Pengelompokan ini tergolong dalam kelompok kemasyarakatan karena tiap penduduk memilki kasadaran jenis kelamin namun dalam kelompok ini tidak dijumpai organisasi yang mengikat sehingga tidak ada hubungan dan kontak antar anggota.
4.      Kelompok statistik, kelompok ini tidak memenuhi 3 kriteria yaitu tidak adanya organisasi yang mengikat, tidak ada hubungan dan kontak dan tidak ada kesadaran jenis. Contoh kelompok statistik adalah kelompok penduduk usia misal 0 – 4 tahun di sebuah kecamatan.
Sedangkan Ferdinand Tonnies mengklasifikasikan kelompok dalam masyarakat menjadi dua yaitu :
1.      Paguyuban (gemeinschaft) adalah kelompok sosial yang anggota-anggotanya memiliki ikatan batin atau diikat oleh hubungan personal, bersifat alamiah, dan kekal. Dasar hubungannya antara rasa cinta dan rasa kesatuan yang memang telah dikodratkan.  Tonnies menggambarkan dalam paguyuban hubungan antar anggotanya bersifat intim yaitu hubungan menyeluruh dan mesra; pribadi yaitu hubungan berdasarkan pada ikatan bathin; dan eksklusif yaitu hubungan terbatas hanya pada orang-orang tertentu. Bentuk gemeinschaft yaitu
·         gemeinschaft by blood (paguyuban karena darah). Contoh hubungan persaudaraan keluarga saya dengan keluarga paman saya
·         gemeinschaft by place (paguyuban karena tempat). Contoh saya dengan tetangga
·         gemeinschaft by mind (paguyuban karena jiwa-pikiran). Contoh kelompok pengajian
  1. Patembayan (gesellschaft) adalah kelompok sosial yang anggota-anggotanya diikat oleh hubungan asas guna dan sementara, serta sifatnya hanya ada dalam pikiran. Dasar hubungannya pada tujuan-tujuan tertentu (tergantung asas guna) dimana tujuan tersebut berfungsi sebagai alat belaka. Tonnies menggambarkan dalam patembayan sebagai kehidupan publik dimana individu – individu hadir bersama namun masing – masing memilki kemandirian. Bentuk gesellscaft yaitu terdapat dalam hubungan perjanjian yang didasarkan ikatan timbal balik misal ikatan antar pedagang.
Menurut Sumner kelompok sosial di klasifikasikan menjadi in-group dan out group . In Group, adalah kelompok sosial dimana individu mengidentifikasikan dirinya sendiri. Contohnya, “kami atau kita”. Out Group, adalah kelompok sosial yang oleh individu diartikan sebagai lawan in groupnya. Contohnya, “mereka”. Perasaan in group atau out group didasari dengan suatu sikap yang dinamakan etnosentris yaitu adanya anggapan bahwa kebiasaan dalam kelompoknya merupakan yang terbaik dibandingkan dengan lainnya.
Robert K Merton menjelaskan dalam teorinya bahwa kelompok memiliki tiga kriteria obyektif yaitu kelompok ditandai dengan sering adanya interaksi, pihak yang berinteraksi mendefinisikan diri mereka sebagai anggota kelompok, dan yang terakhir adalah orang yang berinteraksi didefinisikan orang lain sebagai anggota. Dalam teorinya Merton lebih menekankan interaksi yang terjadi diantara anggota kelompok. Sehingga tanpa adanya interaksi antar anggota kempulan individu – individu tidak dapat dikatakan sebagai kelompok.
Menurut Cooley kelompok sosial di klasifikasikan menjadi kelompok primer dan kelompok sekunder. Kelompok Primer (Primary Group), yaitu kelompok sosial yang paling sederhana, dimana anggotanya saling mengenal dan ada kerja sama yang erat. Contohnya keluarga dan teman bermain. Kelompok sekunder (Secondary Group) adalah kelompok yang terdiri dari banyak orang, bersifat tidak langgeng karena tidak berdasarkan pengenalan secara pribadi. Contohnya kontrak jual beli.
  • Formal group adalah kelompok yang mempunyai aturan tegas dan sengaja diciptakan oleh anggota-anggotanya untuk mengatur hubugan antar sesama. Contohnya, organisasi.
  • Informal group tidak mempunyai struktur dan organisasi tertentu dan biasanya terbentuk karena  pertemuan yang berulang kali yang didasari oleh kepentingan yang sama. Contohnya, kelompok belajar.

Daftar Pustaka
·         Sunarto, Kamanto. 2000. Pengantar Sosiologi (edisi kedua). Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
·         Anwar, Yesmil. Sosiologi Untuk Universitas. Bandung: PT Refika Aditama.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar